Wisata Alam dan Religi Di Salib Kasih, Tarutung

Perjalanan dimulai dari Kota Sibolga, kota yang berada di pesisir pantai barat Sumatera utara menuju Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Melewati Jalan yang dikenal dengan banyaknya belokan tersebut menghabiskan waktu tempuh lebih kurang 2 jam. Karena laju mobil sengaja dibuat lambat agar tidak menyebabkan mual. Padahal kondisi jalan yang sangat mulus, harusnya perjalanan menuju Tarutung tersebut sudah bisa ditempuh dengan waktu 1,5 Jam.

Sambutan tugu kacang yang masih kokoh, pertanda bahwa telah memasuki tarutung. Tugu Kacang tersebut dibuat karena tarutung terkenal dengan kacang sihobuknya yang sangat renyah. Dari kota tarutung masih membutuhkan waktu sekitar 30 Menit lagi untuk bisa sampai di Salib Kasih. 

Lapangan pintu masuk menuju salib kasih
Salib Kasih terletak di Bukit Siatas Barita, Desa Situngkir, Kabupaten Tapanuli Utara. Salib Kasih adalah sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Misionaris Kristen asal Jerman yaitu Inger Ludwig Nommensen. Pembangunan Salib Kasih digagas tahun 1992 dan mulai dibangun tahun 1993.

Sebagai penanda memasuki jalan menuju lokasi, ada sebuah gapura bertuliskan selamat datang di Salib Kasih. Lalu perjalanan akan melalui jalur pendakian hingga tiba di lokasi parkir kendaraan, untuk retribusi parkirnya akan dibayar nanti saat pulang meninggalkan lokasi.

Dari lokasi parkir, kita harus menuruni anak tangga hingga ke lokasi lapangannya. Di lokasi lapangan ini, ada terdapat beberapa arena, diantaranya penjuanan souvenir, penjualan makanan dan minuman, arena mewarnai anak, trambolin anak dan Sewa Motor ATV.

Jalur beranak tangga
Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus membayar tiket masuk di pintu gerbang yang didepannya berdiri patung Nommensen. Selanjutnya perjalanan akan dilakukan dengan berjalan kaki dengan jalur mendaki sekitar 800 Meter. Oleh karena itu perlu tenaga ekstra untuk bisa sampai ke lokasi salib kasihnya. Namun ada juga tersedia ojek yang bisa membawa pengunjung, tetapi bagi pengunjung yang ingin diangkut ojek, harus mengeluarkan biaya tambahan dan bersabar menunggu. Karena hanya ada tersedia 1 ojek saja. Hal itu mungkin karena jalur yang tersedia juga sangat sempit serta kemiringan yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan ojek bisa saling berpapasan dijalan.

Ada dua jalur yang tersedia, satu untuk jalur mendaki dan satunya lagi untuk jalur menurun. Tetapi pengunjung biasanya memilih secara bebas untuk jalur yang ditempuhnya. Sehingga di sepanjang jalur akan selalu berpapasan dengan pengunjung saat mendaki maupun menurun. Kedua jalur dibedakan dari bentuknya, satu beranak tangga dan yang satunya jalur rata saja. Jalur rata tersebutlah yang menjadi jalur ojek. 

Jalur rata seperti pedestrian
Sepanjang jalur pendakian, pengunjung akan menikmati hawa yang sejuk dengan kerindangan yang dihasilkan oleh pohon pinus. Jika melawati jalur beranak tangga, dipertengahan jalan pengunjung bisa melihat jejeran plangkat yang sengaja ditinggalkan oleh pengunjung untuk mengenang bahwa dirinya pernah berkunjung ke salib kasih. Plangkat yang jumlahnya ratusan tersebut, sepintas akan terlihat seperti nisan di makam. Namun begitu kita dekati dan baca tulisannya, barulah kita sadari bahwa itu hanya barisan plangkat kenangan.

Plangkat kenangan
Selain plangkat tersebut, di tengah jalur pendakian juga telah tersedia toilet yang bisa digunakan pengunjung dan setelah menggunakannya kita akan dimintai uang oleh penjaganya. Nantinya toilet pun akan bisa di jumpai di sekitar lokasi salib kasih. Untuk soal kebersihan, toilet yang ada sangat terjamin kebersihannya. Penjaga yang mengutip uang tadi setiap saat selalu menyiramkan air dan pewangi ketika toilet tidak ada yang menggunakan.

Bagi para pengunjung perlu mempersiapkan air minum hingga makanan ringan sendiri, karena sepanjang jalur pendakian. Tidak akan ada ditemui pedagang, sehingga jika kehausan, kita harus berjuang dulu sampai dilokasi. Baru bisa membeli disatu-satunya kantin yang ada ditempat tersebut. Jangan berharap kantin yang ada menyediakan berbagai makanan dan minuman, dari apa yang saya lihat, kantinnya hanya menyediakan mie instan, air mineral, kopi saset dan beberapa makanan ringan.

Tiba di lokasi, salib dengan ketinggian 31 Meter tersebut akan membuat kita menegadah ke atas untuk bisa melihat puncaknya. Disekitar salib, tersedia  tempat duduk dari beton berkeramik menghadap ke tarutung. Rasa capek sepanjang jalur pendakian, rasanya akan terbayar jika sampai di lokasi ini, kita akan disuguhkan pemandangan hamparan persawahan dan jejeran rumah yang begitu apik. 

Pemandangan dari lokasi salib kasih
Lokasi ini pun sangat bagus untuk dijadikan berfoto, untuk latar pun tinggal pilih, mau berlatar salib ataupun pemandangan tadi. Tentu untuk mendapatkan latar foto yang menarik, kita harus mencari posisi yang pas, sehingga bentuk salibnya bisa kelihatan utuh saat menggunakannya sebagai latar foto.

Selain itu, di sekitar salib juga terdapat bangunan-bangunan kecil yang digunakan sebagai tempat berdoa bagi pengunjung yang sedang berwisata religi. Masuk keruangan tesebut diwajibkan untuk melepaskan alas kaki. Didalam ruangan telah tersedia satu meja untuk duduk lesehan dan satu buah alkitab. 

Lokasi sekitar kantin untuk spot foto
Mengingat salib kasih adalah indentik dengan wisata religi kristen, namun pengunjung yang beragama selain kristen  pun bisa datang, untuk menikmati wisata alamnya. Terutama jika suka dengan rerimbunan pohon pinus. Apalagi bagi pengunjung yang suka foto, ada banyak spot foto yang instagramable di sekitar kantin.

Sebaiknya jika datang ke salib kasih pada saat cuaca sedang cerah, jika cuaca mendung, apalagi baru turun hujan. Daerah yang berada di perbukitan ini, akan diselimuti oleh kabut dan  jalanannya bisa terasa licin.

Setelah puas, selanjutnya adalah berjalan menuruni bukit kembali. Sebaiknya memilih jalur yang berbeda saat pendakian tadi. Agar suasananya yang didapatkan menjadi berbeda. Setelah sampai dibawah, selanjutnya dapat membeli saovenir berupa kaos atau syal yang bertuliskan salib kasih. Bisa juga mengisi perut yang pastinya terasa kosong karena telah capek melakukan pendakian dan penurunan tadi. Setelah semua itu perjalanan ke objek wisata lainnya di Tarutung untuk melihat semburan mata air panas di sipaholon bisa dilanjutkan kembali.

Salib Kasih
Retribusi Parkir Mobil : Rp. 5000
Ticket Masuk Salib Kasih : Rp. 7000/ Dewasa
Mewarnai Anak : Rp. 15.000
Trambolin Anak : Rp. 25.000
Sewa Motor ATV : Rp. 25.000/15 Menit
Toilet : Rp. 2000

19 Komentar

  1. Indonesia itu sangat kayaaaaaa. Banyak tempat yang belum belum begitu dieksplorasi, belum begitu dipublikasi. Saya pun jarang sekali tahu tempat-tempat wisata di Tapanuli ini. Informatif bang.

    BalasHapus
  2. Seru lokasinya ya, Mas Anjos. Dan kayaknya, wisata yang hutan pinus begini, terus wisatanya agak turun, sudah disiapkan jalan-jalan pluran ya. Jadi lebih nyaman menuju ke lokasi wisata. Apalagi sepanjang perjalanan suasananya asri, hijau dan sejuk. Bikin hati dan mata adem. Tidak terasa sudah sampai hehehe.

    BalasHapus
  3. Asyik banget kalau pengelola wisata menyediakan plakat kenangan seperti itu. Jadi kan yang bertangan usil punya media mencoret-coret. Eh iya, itu bayar berapa? Kok ga ada di daftar harga tiket.

    BalasHapus
  4. Saya baru tahu nih wisata alam dan religi ini, kayaknya jarang yang ngereview apa saya yang belum pernah baca ya? hihihi.

    Bagus banget ya lokasinya, makanya yang datang juga beragam, pada mau menikmati keindahan pemandangan dan hawa ademnya tuh :)

    BalasHapus
  5. Unik sekali tiap pengunjung meletakkan plakat di lokasi Salib kasih sebagai kenangan pernah datang ke sini.
    Jadi ini plakatnya dibikin di sini atau bawa sendiri dari rumah. bentuknya sama begitu

    Tempatnya indah ya...sejuk pasti di antara pohon pinus

    BalasHapus
  6. Wah infonya lengkap banget sampai sewa parkir dan lain-lainnya. Pemandangannya juga bagus. Suasananya seperti di Tanah Toraja kalau Sulawesi Selatan.

    BalasHapus
  7. saya tau tempat wisata ini, pas nulis tentang sumatera utara waktu masih kerja di bappeda kota medan.
    dan lihat poto potonya juga

    BalasHapus
  8. Tempatnya adem banget ya bang Andi. Suasana masih asri sekali .pasti cocok buat membawa anak-anak wisata religi.

    BalasHapus
  9. Settingnya tuh kaya di film apa ya? Koq saya lupa ya....ada deh adegan film apa ya? Penasaran saya....

    BalasHapus
  10. Wah ini salah satunya destinasi wisata religi yang terkenal di sana ya mas?
    Cocok buat wisata keluarga karena ada arena buat bermain anak juga ya?
    Paling seneng kalau tilet di lokasi wisata terjaga kebersihannya, jd pengunjung juga nyaman ya :D

    BalasHapus
  11. Perjuanganya lumayan untuk sampai di ketinggian 31 meter. Tapi pemandanganya indah yak selain itu sambil mendaki juga yang beragama nasrani bisa melakukan renungan sampai tiba di Salib Kasih.

    BalasHapus
  12. Kami sekeluarga pernah lewat ini Bang,, pas main ke sibolga,lewat Tarutung si kota dingin. Jangan lupa kacang sihobuknya umm yummie

    BalasHapus
  13. Tempatnya pasti sejuk adem-adem gitu ya mas, suka viewnya bagus banget, next semoga aku bisa kesana. Keren soalnya

    BalasHapus
  14. Viewnya keren y.. Menyatu dengan alam..
    Reviewnya juga lengkp..bermanfaat banget

    BalasHapus
  15. hwaaaa..sy sumut baru tau medan kota dan nyebrang samosir aja.

    semoga lain kesempatan bisa mampir. kl di manado pernah berkunjung ke bukit apa namanya..bukit doa gitu. yg ada patung yeyesus tinggi itu.

    BalasHapus
  16. Viewnya cakep bener ya dari atas situ. Saya mah belum pernah blas ke Sumut, jangankan Sumut..Pulau Sumatera aja belum pernah wkwkwk. Semoga deh, suatu saat bisa trip ke sana.

    BalasHapus
  17. tempatnya juga asri banget ya keliatan nya..

    BalasHapus
  18. Selamat datang dan menikmati kampung halaman saya saudara ku.

    BalasHapus